300x250 AD TOP

.

Jumat, 05 September 2014

Tagged under:

Apa Salah Jengkol?

Tak kenal maka tak sayang. Pepatah yang udah umum banget ini maknanya luas banget loh ya, nggak cuma buat ketemu sama sesama orang tapi berlaku buat apapun. Misalnya ketika harus mencoba hal yang belum pernah kita coba sebelumnya. Gimana kita mau suka kalau kenal aja belum, ya kan? Hukum ini berlaku buat semua kasus, termasuk kasus cicip-cicip makanan. Singkat cerita kemarin supermin main ke tempat temen dan ditawarin buat makan di rumahnya yang ternyata menu hari itu adalah semur jengkol. Jengkol, iya jengkol.

Semacam bisa baca pikiran orang, temen supermin ini langsung nyeletuk “jangan su’udzon deh sama jengkol” dan ahirnya dengan berprinsip “tak kenal maka tak sayang” itu tadi supermin pun memutuskan untuk berkenalan dengan si Jengkol itu. Satu sendok..aman, sendok kedua.. aman, sendok ketiga sampe akhirnya tinggal piring sama sendok yang kesisa. Kok ternyata nggak sehoror yang diceritain orang-orang ya. Waaah ternyata dan ternyata.
Sepulang dari tempat temen itu supermin langsung kepo-in si Jengkol ini. Fakta tentang makanan eksotis ini pun bertebaran dan menciptakan sekian banyak kata “ternyata”.
Ternyata si Jengkol ini udah terkenal dari jaman dahulu kala. Nggak percaya? Buktinya ada di buku The History of Java yang ditulis oleh Letnan Gubernur Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles tahun 1817, beliau menyebutkan tentang jengkol sebagai makanan di Jawa selain pete dan kemlandingan (lamtoro). Selain itu seorang ahli botani dari Belanda, Karel Heyne juga menyebutkan tentang jengkol pada karyanya yang berjudul De nuttige palnten van Nederlandsch Indie (1913) yang berisi tentang tumbuhan yang banyak digunakan dan mempunyai nilai komersial di Hindia Belanda.
Selama ini si Jengkol sering dipandang sebelah mata, padahal ternyata harga per-kilonya tembus angka Rp 30.000,00 - Rp 50.000,00 . Sebagai pembanding harga daging ayam per-kilo Rp 40.000,00 harga daging sapi per-kilo Rp 95.000,00 . Bahkan dari segi harga pun si Jengkol ini nggak bisa dipandang sebelah mata lagi.
Untuk hasil olahan sendiri banyak juga macamnya mulai yang terkenal ada semur jengkol sampe yang jarang di denger masyarakat luas ada rendang jengkol, pindang jengkol, balado jengkol, bahkan sate jengkol pun ada. Jangan salah, supermin juga nemu bisnis unik dari olahan jengkol. Ceritanya si owner berhasil mengutak-atik si Jengkol ini jadi camilan keripik. Mengusung keripik MasJon sebagai brand produk keripik jengkolnya, kini bisnisnya berkembang ke bisnis kemitraan yang menawarkan kerjasama bagi resellernya. Tiap bungkus keripik itu dibandrol harga sekitar Rp 13.000,00. Dari sistem kemitraan tersebut sekarang keripik jengkol MasJon menyebar sampai Jakarta, Bekasi, Bogor, Sumenep, Madura, Surabaya, dan Semarang. 

Selain camilan keripik jengkol yang mulai digemari kalangan masyarakat luas, ada pula Jengkol Cookies yang diproduksi oleh J&C Cookies. Kue kering yang lebih populer dengan sebutan Jengkies (singkatan dari Jengkol Cookies). Dibandrol dengan kisaran harga Rp 60.000,00 sampai Rp 75.000,00 dan telah merambah pasar Jawa, Sumatera, bahkan hingga ekspor ke Negara Malaysia.


Yang suka jengkol? Bukan cuma orang Indonesia kok. Salah satu stasiun TV swasta pernah mengundang Band asal Perancis - Kanada, Simple Plan sebagai bintang tamu. Dalam acara ini ada sesi dimana semua personil diminta untuk cicip-cicip makanan khas Indonesia yang di sajikan. Mulai dari sate sampe pete semua ada. Dan yang bikin kaget setelah mereka selesai dan ditanya mana yang menurut mereka paling enak, sang vokalis Pierre Bouvier langsung menjawab “Jengkol is very nice". Terbukti kan yang doyan jengkol bukan cuma orang Indonesia aja, ada juga bule yang suka.

Ternyata, manfaat dari si Jengkol ini juga banyak. Riset menunjukkan jengkol mengandung protein, karbohidrat, berbagai jenis vitamin, kalsium, dan fosfor. Bahkan kandungan vitamin C dalam setiap ons biji jengkol berkisar 57--91 mg. Vitamin C jeruk paling banter cuma 50 mg/100 ons daging buah. Selain vitamin C, biji jengkol juga mengandung vitamin B kompleks dan vitamin A. Keduanya berfungsi menjaga fungsi penglihatan dan peredaran darah.

Walaupun banyak yang mengulas dampak negatif dari makan jengkol, menurut supermin itu cukup simpel karna dari beberapa sumber yang supermin baca, yang penting jangan makan jengkol dalam keadaan mentah (buat lalap) dan jangan kebanyakan. Karena sesuatu yang berlebihan emang nggak baik kan. Jadi..kapan mau coba kenalan sama si Jengkol? awas naksir.